Di era teknologi ini, banyak sekali sistem yang dikembangkan untuk membantu manusia didalam bekerja. Misalnya saja, keberadaan Radiology Information System di dunia Kedokteran yang membantu para Dokter didalam mumutuskan diagnosa. Bukan hanya bidang kedokteran, namun hampir semua sector kehidupan sudah memanfaatkan kemajuan teknologi.
Kemajuan teknologi harus dapat memastikan bahwa setiap data maupun informasi yang dikelola harus aman, tersedia setiap dibutuhkan, dapat dipercaya dan hanya dapat diakses oleh orang yang berkepentingan terhadap informasi. Namun secanggih apapun teknologi saat ini, pasti memiliki kelemahan, cause nothing is perfect. Kelemahan ini lah yang sering dimanfaatkan oleh para pembobol sistem
(hacker) dengan tujuan mencuri informasi penting, merusak informasi, dan
merusak sistem. Sehingga dapat disimpulkan bahwa peningkatan perkembangan teknologi berbanding lurus dengan peningkatan tindak kejahatan di dunia komputer. Sudah banyak kasus yang muncul sebagai akibat dari lemahnya keamanan suatu sistem, seperti pembobolan ATM, pembobolan internet banking, pembobolan sistem informasi yang digunakan oleh suatu instansi pemerintahan, pencurian data penting sebuah perusahaan dan mematikan kinerja sistem suatu perusahaan.
Salah satu kasus yang belakangan ini sedang ribut diperbincangkan di dunia maya yaitu gagal tayangnya film "The Interview" karena ancaman yang dilakukan oleh para Hacker.
The Interview merupakan film Sony yang dijadwalkan rilis pada akhir bulan Desember 2014. Film ini dibintangi oleh Seth Rogen dan James Franco. The Interview bercerita tentang 2 orang jurnalis, lebih tepatny produser dan jurnalisnya. Mereka berniat untuk mewawancarai pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, yg diceritakan merupakan penggemar acara mereka. Namun tiba-tiba skenario berubah karena keduanya direkrut CIA dan mendapat misi untuk membunuh Kim Jong Un. Namun film ini merupakan film action yg dibungkus komedi. Pihak Korea Utara mengecam film ini dan mengancam akan memberikan hukuman berat untuk siapa pun yg terlibat. Bahkan, Korea Utara menganggap ini bagian dari perang.
The Interview merupakan film Sony yang dijadwalkan rilis pada akhir bulan Desember 2014. Film ini dibintangi oleh Seth Rogen dan James Franco. The Interview bercerita tentang 2 orang jurnalis, lebih tepatny produser dan jurnalisnya. Mereka berniat untuk mewawancarai pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, yg diceritakan merupakan penggemar acara mereka. Namun tiba-tiba skenario berubah karena keduanya direkrut CIA dan mendapat misi untuk membunuh Kim Jong Un. Namun film ini merupakan film action yg dibungkus komedi. Pihak Korea Utara mengecam film ini dan mengancam akan memberikan hukuman berat untuk siapa pun yg terlibat. Bahkan, Korea Utara menganggap ini bagian dari perang.
Dalam serangan cyber pada Sony dan karyawannya, hacker merilis rangkaian email yang memalukan dan menuntut rilis film itu dibatalkan. Para hacker yang mengatasnamakan Guardians of Peace #GOP mengheck semua komputer karyawan Sony Picture dengan menampilkan gambar ini.
GOP mengancam akan membeberkan data penting yang dimiliki oleh Sony Picture jika permintaan mereka tidak diindahkan. Akibat dari kasus ini Sony pun kemarin memutuskan bahwa film The Interview akhirnya batal ditayangkan di bioskop pada hari Natal mendatang. Sony juga menyebutkan bahwa apa pun, baik di bioskop maupun DVD film ini tidak akan rilis. Langkah ini diambil setelah hacker mengancam akan menyerang semua bioskop dan penonton jika The Interview tetap ditayangkan.
So, Who is #GOP ?
Banyak yang mengatakan bahwa Korea Utara merupakan otak dibalik serangan GOP. The main reason North Korea is being blamed is because links were made with the upcoming film The Interview, which depicts among other things the violent of death of Kim Jong-Un. Sejauh ini belum ada konfirmasi apakah benar Korea Utara terlibat dalam kasus ini atau tidak. Akan tetapi, terlepas dari itu semua, Korea Utara juga pernah beberapa kali melakukan tindakan pengecaman ini pada negara lain yg dianggap merugikan pihak mereka lewat video atau bentuk lainnya.Sony melibatkan FBI dalam proses penyelidikan. Penyelidikan ini akan mencari siapakah GOP tersebut, apakah benar GOP yang terlibat dalam kasus ini, dan apakah kasus ini ada kaitannya dengan The Interview dan kecaman dari Korea Utara. Penyelidikan juga akan mengenai adanya orang dalam yang membantu membocorkan data tersebut. The Hollywood Reporter mencoba menelusuri email dari GOP yang dikirimkan ke para jurnalis media, dan mendapati sebuah email atas nama 'lena' yang mengatakan, "Kami ingin persamaan dan Sony tidak melakukannya. Sony tidak mengunci pintunya maka secara fisik, kami bekerja dengan staff lain yang sama-sama memiliki ketertarikan ini untuk masuk. Maaf aku tak bisa berkata banyak, keselamatan timku sangatlah penting." So, whoever did it probably wasn't just one person — and if North Korea did play a part, they probably weren't alone.
Keterlibatan FBI menepis dugaan bahwa kasus ini mungkin menjadi salah satu strategi promosi Sony untuk sejumlah filmnya. Klik link pembajakan Sony untuk informasi lebih detail. Baca juga tanggapan dari George Clooney terkait pembatalan penayangan film "The Interview". Baca tanggapan dari CEO Kaspersky, Eugene Kaspersky terkait masalah ini.